Proses Pembangunan dalam Perekonomian dengan Kelebihan Tenaga Kerja
Posted by Bima Junita Sari on 06.05 with No comments
Proses Pembangunan dalam
Perekonomian dengan Kelebihan Tenaga Kerja
Salah
satu aspek penting yang menyebabkan perbedaan besar antara keadaan negara
berkembang pada masa ini dengan keadaan
negara maju dalam proses pembangunan mereka dimasa lalu, adalah masalah
penduduk. Hal ini antara lain dapat dilihat dari rasio antara luas tanah dengan
jumlah penduduk di negara berkembang. Nilai perbandingan itu sangat kecil dan
itu berarti luas tanah pertanian yang dikerjakan oleh tiap-tiap petani atau
keluarga petani di negara berkembang sangat terbatas.
Berbagai
studi mengenai pembangunan menunjukkan bahwa tingkat pengangguran yang terbuka
dan terselubung dibeberapa negara berkembang adalah sangat tinggi. Pengangguran
musiman sering sekali lebih serius keadaannya. Disamping itu, sifat penting
lainnya dari keadaan penduduk di negara berkembang adalah tingkat pertambahan
penduduk yang sangat cepat dan hal inilah yang menyebabkan masalh pengangguran
yang dihadapi negara tersebut makin lama makin mmburuk.
Teori LEWIS
: Perkembangan Ekonomi dalam Keadaan Penawaran Tenaga Kerja yang Tidak Terbatas
Menurut
teori Lewis : “Perkembangan Ekonomi Dalam Keadaan Penawaran Tenaga Kerja Yang
Tidak Terbatas” tujuan dari teori ini adalah mengatasi masalah pembangunan pada
aspek kelebihan tenaga kerja yang tidak berimbang. Lewis menganggap di banyak
negara berkembang terdapat tenaga kerja yang berlebih, akan tetapi sebaliknya
menghadapi masalah kekurangan modal, dan keluasan tanah yang digunakan sangat
terbatas.
Masalah
Kelebihan Tenaga Kerja
Di
negara berkembang jumlah penduduk tidak seimbang jika dibandingkan dengan modal
dan kekayaan alam yang tersedia, dan sebagai akibat dari keadaan ini terdapat
kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktivitasnya sangat kecil, atau nol. Maka apabila
sebagian dari pekerja dalam kegiatan tersebut dipindahkan ke kegiatan lain,
produksi dalam sektor yang pertama tidak akan menurun. Di sektor pertanian,
tanah yang dimiliki kebanyakan petani luasnya sangat terbatas sehingga sebagian
anggota keluarga dapat bekerja pada kegiatan lain tanpa mengurangi produksi
keluarga tersebut. Juga dibeberapa jenis kegiatan jasaterdapat
pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan oleh jumlah pekerja yang melebihi daripada
yang sebenarnya diperlukan.
Kelebihan
tenaga kerja tersebut merupakan pengangguran terselubung yang dapat dialihkan
dan digunakan sektor lain tanpa mengurangi produksi di sektor di mana pada
mulanya pengangguran tersebut berada.
Pola Proses
Pembangunan yang Berlaku
Analisis
lewis mengenai proses pembangunan perekonomian yang menghadapi kelebihan tenaga
kerja dapat dibedakan dalam tiga aspek : analisis mengenai corak proses
pertumbuhan itu sendiri, analisis mengenai faktor utama yang memungkinkan
tingkst penanaman modal menjadi lebih tinggi, dan analisis mengenai
faktor-faktor yang menyebabkan proses pembangunan tidak terjadi seperti yang
digambarkan, yaitu coraknya berubah.
Dalam
analisis lewis perekonomian dibedakan menjadi dua sektor : sektor kapitalis dan sektor subsisten (subsistence). Sektor
subsisten adalah sektor ekonomi yang kegiatannya terutama ditujukan untuk
memenuhikeperluan hidup keluarga sehari-hari. Jumlah tenaga kerja produktif
yang berada disektor subsisten produk marginalnya sangat minimal dan dapat
dianggap sama dengan nol, atau adakalanya negatif. Upah yang diterima setiap
pekerja dianggap cukup untuk mempertahankan hidup keluarga. Tingakat ini
disebut tingkat subsisten atau cukup hidup. Di sektor kapitalis tingkat
upah lebih tinggi dari tingkat upah di sektor subsisten. Lewis mengemukakan beberapa
faktor yang menyebabkan tejadinya keadaan demikian, yaitu biaya hidup di sektor
kapitalis yang lebih tinggi, para pekerja harus hidup dikota yang cara hidupnya
lebih disiplin.
Proses
Pembangunan dan Tingkat Tabungan
Lewis
mengatakan ciri utama dalam proses pembangunan ekonomi adalah berlakunya
kenaikan tabungan dan investasi dalam sektor kapitalis. Proses pembangunan
merombak kegiatan ekonomi masyarakat menjadi suatu perekonomian dimana tabungan
sukarela mencapai kira-kira 12 sampai 15 pesen dari pendapatan nasional atau
lebih.
Faktor yang
Menimbulkan Perubahan dalam Proses Pembangunan
Faktor
terpenting yang menyebabkan terhentinya proses tersebut adalah karena
terjadinya perkembangan ekonomi yang pesat sehingga tidak terdapat lagi
kelebihan tenaga kerja.
Teori
Pertumbuhan Ekonomi RANIS dan FEI
Teori
Ranis-Fei mengenai proses pembangunan ekonomi sama sifatnya dengan teori Lewis
yang telah diuraikan terlebih dahulu. Analisis tersebut dmaksudkan sebagai
teori pembangunan untuk negara yang (i) menghadapi masalah kelebihan penduduk
sehingga menghadapi masalah pengangguran yang serius, dan (ii) kekayaan alam
yang tersedia dan dapat dikembangkan sangat terbatas. Walaupun coraknya sama,
tetapi kedua teori tersebut menekankan analisis masing-masing kepada aspek yang
berbeda. Dalam teori Lewis analisis ditekankan kepada corak pertumbuhan
disektor modern atau sektor kapitalis, dan mengabaikan analisis mengenai
perubahan- perubahan yang akan terjadi di sektor pertanian. Analisis Ranis-Fei
agak lebih seimbang, dan bahkan dapat dikatakan penekanan lebih banyak
diberikan kepada perubahan-perubahan yang terjadi disektor pertanian.
Analisis
Lewis lebih menekankan kepada pengaruh perpindahan modal dan tenaga kerja
terhadap pembangunan. Sedangkan dalam model Ranis-Fei analisis lebih ditekankan
kepada melihat pengaruh dari adanya hubungan ekonomi dan perdagangan dengan
dunia luar terhadap alokasi sumber daya, dan kepada peranan perdagangan luar
negeri dalam pembangunan ekonomi. Dalam ruangan yang terbatas ini tidaklah mungkin
membahas semua aspek analisis Ranis-Fei yang dinyatakan diatas. Yang akan
dijelaskan henyalah mengenai corak proses pembangunan yang mereka kemukakan.
Proses
Pembangunan yang Berlaku
Berdasarkan
sifat produk marginal Ranis dan Fei membedakan proses pembangunan ekonomi dalam
tiga tahap. Tahap pertama merupakan tahap dimana tenaga kerja jumlahnya masih
berlebih dan keadaan ini mengakibatkan produk marjinaldisektor pertanian adalah
sebesar nol. Tahap kedua merupakan tahap dimana kelebihan tenaga kerja tidak
terdapat lagi, akan tetapi masih terdapat pengangguran yang terselubung. Tahap
ketiga merupakan tahap dimana produk marjinal disektor pertanian besarnya telah
melebihi tingkat upah institusional dan mengakibatkan tenaga kerja yang berada
disektor pertanian akan menerima upah yang lebih tinggi dari tahap-tahap
sebelumnya.
Surplus Hasil Pertanian dalam Proses
Pembangunan
Apabila
sebagian tenaga kerja di sektor digunakan oleh sektor industri, maka dengan
sendirinya tenaga kerja di sektor pertanian akan berkurang. Akan tetapi pada
permulaannya, hal demikian tidak akan mengurangi sektor pertanian. Oleh sebab
itu, apabila pembangunan ekonomi terjadi, akan tetapi kelebihan produksi
pertanian jika dibandingkan dengan konsumsi atas hasil pertanian dilakukan oleh
penduduk di sektor pertanian. Kelebihan ini dinamakan surplus total pertanian atau total agricultural surplus (TAS).
Tahap- tahap
Proses Pembangunan
Untuk
menekankan bahwa sejak permulaan tahap kedua sektor industri sudah mulai
menghadapi kekurangan barang-barang pertanian, Ranis-Fei menamakan batas
diantara tahap pertama dan tahap kedua sebagai titik kekurangan atau shortage
point. Dan untuk menekankan pada tahap ketiga tenaga kerja menjadi sangat
sukar diperoleh, dan sektor industri harus bersaing dengan sektor pertanian
untuk memperoleh tambahan tenaga kerja. Batas diantara tahap kedua dan tahap
ketiga dinamakan sebagai titik
komersialisasi atau commercialization
point. Analisis Lewis yang diuraikan
dimuka, oleh Ranis dan Fei dipandang sebagai kepada mencapai titik kekurangan.
0 komentar:
Posting Komentar