Blog ini berisi tentang pengetahuan Ekonomi terkhusus di bidang pemasaran dan Bisnis.

  • Economic

    Economics is the social science that seeks to describe the factors which determine the production, distribution and consumption of goods and services.

    Read More
  • Marketing

    Marketing is communicating the value of a product, service or brand to customers, for the purpose of promoting or selling that product, service, or brand. Marketing techniques include choosing target markets through market analysis and market segmentation, as well as understanding consumer behavior and advertising a product's value to the customer.From a societal point of view, marketing is the link between a society's material requirements and its economic patterns of response. Marketing satisfies these needs and wants through exchange processes and building long-term relationships.

    Read More
  • All About Woman

    A woman is a female human. The term woman is usually reserved for an adult, with the term girl being the usual term for a female child or adolescent. However, the term woman is also sometimes used to identify a female human, regardless of age, as in phrases such as "women's rights". "Woman" may also refer to a person's gender identity instead of their sex. Women are typically capable of giving birth from puberty until menopause, although some sterile, intersex and/or transgender women cannot. Throughout history women have assumed or been assigned various social roles.

    Read More

Rabu, 18 Maret 2015

PERBEDAAN PEMBANGUNAN PADA NEGARA INDONESIA DENGAN NEGARA FILIPINA



PERBEDAAN PEMBANGUNAN PADA NEGARA INDONESIA DENGAN NEGARA FILIPINA
BY : BIMA JUNITA SARI
Pembangunan Ekonomi merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. Dewasa ini kita dapat melihat setiap Negara gencar melakukan pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyatnya dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi negaranya.
Namun pembangunan ekonomi disetiap Negara tidaklah sama karena adanya perbedaan antara Negara maju dan Negara berkembang. Indonesia dan Filipina merupakan Negara berkembang yang sedang gencar melakukan pembangunan diberbagai sektor ekonomi. Dalam proses pembangunannya Indonesia dan Filipina memiliki beberapa hambatan. Maka dalam artikel ini saya akan menjelaskan perbedaan pembangunan Ekonomi di Indonesia dengan yang ada di Filipina.
Pada artikel ini saya akan menjelaskan perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi antara Negara Indonesia dengan Negara Filipina. Filipina dan Indonesia merupakan Negara berkembang yang masih berada di kawasan ASEAN. Hal ini saya pilih untuk memudahkan saya dalam melakukan perbandingan yang signifikan antara kedua Negara tersebut.
Filipina pekan lalu mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2013 yang mencapai 7,8 persen. Realisasi pertumbuhan ekonomi anggota ASEAN ini jauh di atas Indonesia dan China. Kinerja ini sontak mengejutkan banyak pihak, tak terkecuali pemerintah Indonesia. Pasalnya, capaian ekonomi Tanah Air yang cukup positif, mendadak tersalip oleh Filipina. Posisi Indonesia kini di urutan ketiga se-Asia dalam hal pertumbuhan ekonomi.
Padahal, perekonomian Filipina selama beberapa dekade stagnan dibandingkan negara lain di kawasan Asia. Sekitar seperempat dari total populasi 60 juta orang, hidup di bawah garis kemiskinan, alias hanya berpendapatan USD 60 sen dollar atau Rp 6.000 per hari.Setelah Presiden Benigno Aquino terpilih pada 2010, ekonomi membaik dan selalu positif setiap tahun. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi negara mayoritas Katolik ini rata-rata hanya 4,6 persen.
Fakta mengkilapnya kinerja Filipina semakin membuat pemerintah ketar-ketir, pasalnya kinerja Indonesia tahun ini terancam melambat dibanding 2012.Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen saja, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bergantung pada kecepatan DPR membahas Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Perubahan (RAPBN-P) yang berisi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Di saat pemerintah masih sibuk dengan tarik ulur kebijakan BBM subsidi, para pengamat khawatir investor bakal mengalihkan modal ke Filipina yang lebih "cerah".Alhasill, kini pelbagai pihak berusaha menganalisa apa saja penyebab ngebutnya ekonomi Filipina. Mulai dari pejabat pemerintah hingga mantan pejabat urun suara.
Selisih pertumbuhan antara Filipina dan Indonesia selaku raksasa ekonomi Asia Tenggara kian melebar, terutama sejak Indonesia menghadapi tekanan untuk menerapkan siklus pengetatan moneter paling agresif sejak 2008.
Menurut tujuh dari 14 ekonom yang  disurvei Bloomberg, Bank Indonesia kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) untuk kali keempat tahun ini. Sebanyak tujuh analis lainnya memperkirakan tidak akan ada perubahan.
Para analis berpendapat suku bunga acuan dapat menembus 7,5% pada kuartal I/2014, setelah bertahan pada level 7% pekan ini. Padahal, Filipina justru akan menahan bunga acuan pada level 3,5%  sepanjang sisa tahun ini.
Perbedaan manuver kebijakan moneter kedua negara menunjukkan Filipina memiliki daya tahan terhadap krisis yang lebih kuat ketimbang Indonesia. Negara pimpinan Presiden Benigno Aquino III itu juga mengantongi peringkat investasi dari berbagai lembaga.
Tidak hanya itu, Filipina berhasil mempertahankan laju pertumbuhan di atas 7% tahun ini, sedangkan Indonesia harus berperang melawan perlambatan ekspansi yang dibarengi dengan rekor pelebaran defisit transaksi berjalan dan percepatan laju inflasi sejak 2009.
Nilai tukar rupiah juga anjlok 11% kuartal III/2013, menjadikannya mata uang dengan performa terburuk di antara 24 nilai tukar utama pasar berkembang. Kemerosotan itu tujuh kali lipat lebih besar dari depresiasi nilai tukar peso Filipina.
“Ada risiko pasar akan menghukum Bank Indonesia lagi sehingga menciderai rupiah jika bank sentral tidak menaikkan lebih jauh,” ujar Robert Prior-Wandesforde, ekonom Credit Suisse Group AG yang berbasis di Singapura, Rabu (11/9/2013).
Menurutnya, badai ekonomi Indonesia dewasa ini semakin memburuk. Di sisi lain, Filipina justru kian membaik dan mencapai titik manis dari siklus pertumbuhan ekonomi saat ini. Indeks saham acuan Filipina menguat hampir 7% tahun ini, mengalahkan indeks Jakarta Composite yang hanya naik 1%.


PROBLEMA INDONESIA
Pada 2008, Indonesia menaikkan Fasbi rate hingga delapan kali dan suku bunga acuan hingga enam kali untuk membendung inflasi. Bank sentral secara tak terduga kembali menaikkan bunga acuan pada rapat kebijakan tidak terjadwal 29 Agustus lalu. Padahal, pada pertemuan 15 Agustus, BI memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan. Bank sentral Indonesia itu juga menaikkan Fasbi rate sebesar 0,5 poin menjadi 5,25%.
Indonesia juga telah menjual saham syariah berdenominasi dolar senilai US$1,5 miliar awal pekan ini, dengan imbal yang mencapai rekor tertinggi sejak 2009. Tujuannya adalah untuk menambah cadangan mata uang asing guna menopang rupiah.
Jumlah cadangan mata uang asing di Indonesia mencapai rekor terendah hampir selama 3 bulan terakhir. Akibatnya, para pembuat kebijakan terpaksa memperpanjang perjanjian swap bilateral dengan Bank of Japan (BoJ) yang bernilai US$12 miliar.
Laju pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% kuartal lalu dari tahun sebelumnya, dan merupakan fase paling lambat dalam 2 tahun terakhir. Secara kontras, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Filipina naik 7,5%, setara dengan PDB China kuartal lalu, setelah Aquino menggenjot belanja dan investasi.
Negara beribu kota Manila itu juga digadang-gadang menjadi salah satu dari 5 kekuatan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat tahun ini dan tahun depan. Padahal, fase pertumbuhan rata-rata tahunan Filipina dari 2001—2010 adalah 4,8%, dibandingkan dengan Indonesia yang mencapai 5,3%.
“Bintang Indonesia telah meredup. Sebaliknya, kebangkitan ekonomi Filipina cukup mengesankan. Bersama dengan China, negara itu akan menjadi kekuatan ekonomi Asia dengan pertumbuhan tercepat beberapa tahun mendatang,” imbuh Gareth Leather, ekonom Capital Economics Ltd. yang berbasis di London, sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (11/9).




Perbandingan Indonesia—Filipina:
Indikator                                                                     Indonesia                    Filipina
PDB QII/2013                                                              5,8%                            7,5%
Laju pertumbuhan rata-rata (2001—2010)                  5,3%                            4,8%
Suku bunga acuan                                                      7%                               3,5%
Indeks saham acuan                                                    Menguat 1%                Menguat 7%
Depresiasi nilai tukar QIII/2013                                   11%                             1,5%
Berikut lima alasan negara tetangga itu kinerja ekonominya kini mampu melampaui Indonesia, seperti disarikan Merdeka:
1. Penduduk Filipina cuma 60 juta jiwa

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana termasuk yang mengapresiasi kinerja ekonomi Filipina. Dia tidak kaget dengan pertumbuhan yang cepat negara itu di bawah kepemimpinan Presiden Benigno Aquino. Alasannya, penduduk Filipina lebih sedikit dari Indonesia. Ketika perekonomian sedang bagus, maka pertumbuhan pun lebih cepat terakselerasi.
"Kita itu punya potensi sendiri, masing-masing negara kan beda-beda. Kalau Filipina (jumlah penduduk sekitar) 60 juta jiwa, kita berapa? 240 juta, demokratis dengan berbagai potensi," ujarnya di DPR, Kamis (30/5).Karena itu, Armida tetap optimis aliran dana investasi akan terus masuk ke Indonesia, walaupun Filipina kini sudah masuk pertimbangan investor asing.

2. Filipina serius mereformasi ekonomi

Rezim Presiden Benigno Aquino dinilai serius menjalankan agenda reformasi keuangan. Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro.
"Filipina itu sekarang sedang dalam momentum bagus, pertumbuhan ekonomi 6,6 persen, dapat investment grade, Current Accountnya surplus. Berarti dia punya momentum. Dan dia lagi reform," ujar Bambang usai Rapat Kerja bersama Komisi XI di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/5).
Hanya saja, Bambang enggan menyebut Indonesia kalah bersaing dengan Filipina. Alasannya, tidak jauh beda dari Armida, yaitu permasalahan Indonesia yang berpenduduk 240 juta orang lebih rumit dari negara tetangga di ASEAN itu. Selain itu, dia membandingkan kinerja Indonesia memulihkan ekonomi lebih cepat dari Filipina yang bertahun-tahun tak pernah merasakan pertumbuhan di atas 5 persen.
"Kita tidak ada kalah atau menang. Filipina itu sudah lama sekali enggak ngerasain pertumbuhan ekonomi 6 persen. Dia itu pernah dianggap orang sakitnya Asia, karena lama sekali pertumbuhannya jelek. Kita kan setelah krisis 1998 recover-nya cepat," cetusnya.

3. Faktor Presiden Benigno Aquino

Presiden Benigno Aquino menjadi alasan utama capaian ekonomi Filipina yang dahsyat tiga tahun terakhir. Dia memiliki visi kuat dalam bidang ekonomi dan pandai menggenjot momentum positif pasar lewat kebijakan-kebijakannya.
Hal ini diakui oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. Dia pun menegaskan, pertumbuhan di atas 5 persen tercipta sejak presiden yang akrab dipanggil Ninoy itu. Meski demikian, Mantan Dirut PLN ini tetap saja terkejut melihat betapa hebatnya Filipina sekarang.
"Pertumbuhan ekonomi Filipina memang termasuk kencang sejak 2010 lalu.Setelah kemarin ketemu Presiden Benigno Aquino, saya terkejut saat mendarat di Filipina. Waktu itu Biro Pusat Stasistik sana mengumumkan petumbuhan ekonomi Filipina kuartaI 1 mencapai 7,8 persen," ujarnya di Kementerian BUMN, Jumat (31/5).
Tak khawatir capaian Indonesia kini disaingi Filipina, Dahlan malah melihat peluang bisnis dari pertumbuhan ekonomi yang kencang dari negara tetangga itu. Dia percaya warga Filipina yang semakin kaya akan membutuhkan produk barang dan jasa dari negara lain, termasuk Indonesia.
"Nah tentu waktu ketemu Presiden Aquino, saya ucapkan selamat pertumbuhan ekonomi yang besar. Di sana lagi memerlukan atau akan membeli produk Indonesia atau negara lain," kata Dahlan.

4. Filipina tak pusing soal subsidi BBM

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla punya pendapat lain soal kecepatan pertumbuhan ekonomi Filipina yang luar biasa. Menurut Ketua Palang Merah Indonesia ini, negara itu tidak disibukkan dengan isu energi, khususnya subsidi bahan bakar.
Dia pun menilai, Indonesia kalah telah karena terlalu boros mengeluarkan duit negara untuk sektor yang tidak produktif. Seandainya subsidi BBM dialihkan untuk infrastruktur, Kalla percaya pertumbuhan negara ini bisa lebih tinggi dari Filipina.
"Satu-satunya masalah kan karena subsidi kan, kan kemampuan berkurang karena subsidi kan, sekiranya subsidi sudah sejak awal tahun lalu, jauh lebih mampu kita dibanding Filipina. Itu kan masalah kebijakan saja," ungka Kalla di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Sabtu (1/6).
5. Filipina maksimalkan tenaga kerja asing

Di Indonesia, berita-berita soal nasib buruk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lebih sering mengemuka. Cerita sebaliknya muncul dari Filipina. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, negara itu efektif mendorong transfer devisa dari tenaga kerjanya di luar negeri. Sikap pemerintah Filipina mendukung tenaga kerjanya di luar negeri terlihat dari padunya politikus dan birokrasi.

"Kebijakan ekonomi ke dalam birokrasinya dia betul-betul ter-reform dengan baik," papar Kalla.

Tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri, kebanyakan perempuan memang sejak lama menopang pendapatan devisa Filipina. Tenaga kerja negara itu terdidik, dan di luar negeri menjadi perawat atau pengasuh anak dan lansia.

KESIMPULAN :
Filipina awalnya merupakan negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya lebih lemah dari Indonesia. Namun pada 5 tahun belakangan ini Filipina telah membuktikan bahwa mereka mampu melakukan perubahan besar-beasaran dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya. Menurut saya Indonesia bahkan mampu melakukan yang lebih baik dari apa yang dilakukan negara Filipina tersebut mengingat negara Indonesia memliki kekayaan alam yang melimpah hanya saja mental orang Indonesia yang kurang bagus untuk mengelola Sumber Daya Alam yang tersedia.




Minggu, 15 Maret 2015

Pengkajian Ulang, Pengevaluasian, dan, Pengendalian Starategi

TUGAS MANAJEMEN STRATEGI
BAB 9
PENGKAJIAN ULANG, PENGEVALUASIAN, dan PENGENDALIAN STRATEGI


DISUSUN OLEH :
v BIMO PRASETYO                    (120502054)
v BIMA JUNITA SARI                 (120502167)
v MUHAMMAD IRFAN               (120502249)
v ACHMED RIZQY                      (120502354)
v FIQIH FACHRUL ROZI           (120502355)


FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS
PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR       

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat dan karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah resume bab 9 yang berjudul PENGKAJIAN ULANG, PENGEVALUASIAN, Dan PENGENDALIAN STRATEGI.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah manajemen strategi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, selaku dosen kami   yang telah banyak membantu kami dalam penyelesaian tugas ini. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat kami jadikan sebagai refensi dalam penyelesaian tugas berikutnya.
Dan semoga dengan terselesaikannya tugas pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua. Amin.....


Penulis,


(           Kelompok 9   )






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                       ...........................................................................         i
DAFTAR ISI                                      ...........................................................................         ii
HAKIKAT EVALUASI
 STRATEGI                                        ..........................................................................          1
Kriteria Rumelt Untuk
Mengevaluasi Strategi                         ...........................................................................         2
PROSES EVALUASI STRATEGI   ...........................................................................         4
KERANGKA KERJA EVALUASI ...........................................................................         4
Mangkaji ulang landasan strategi        ...........................................................................         5
Mengukur kinerja organisasi               ...........................................................................         6
Mengambil Tindakan Korektif           ...........................................................................         7
BALANCED SCORECARD                        ...........................................................................         7
SUMBER-SUMBER INFORMASI
EVALUASI STRATEGI                   ...........................................................................         8
KARAKTERISTIK SISTEM
EVALUASI yang EFEKTIF             ...........................................................................         8
Perencanaan Kontinjensi                     ...........................................................................         8
Audit                                                   ...........................................................................         9

Tantangan dalam manajemen
strategis pada abad ke-21                   ...........................................................................         10
Isu Seni atau Ilmu Pengetahuan         ...........................................................................         10
Isu yang Tampak atau Tersembunyi   ...........................................................................         10
Pendekatan atas-ke-bawah atau
bawah-ke-atas                                     ...........................................................................         11
KESIMPULAN                                  ...........................................................................         12


BAB 9
PENGKAJIAN ULANG, PENGEVALUASIAN, dan PENGENDALIAN STRATEGI

HAKIKAT EVALUASI STRATEGI
Penyusun strategi sepakat bahwa evaluasi stratgi vital bagi kebaikan suatu organisasi; evaluasi yan sesuai bisa menyadarkn manajemen akan masaah atau potensi masalah sebelum situasi semakin kritis.
Evaluasi strategi meliputi tiga aktivitas pokok :
1. penyelidikan atas landasan yang mendasari strategi perusahaan
2.pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya
3. pengambilan tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana.
Evaluasi strategi bias menjadi tindakan yang rumit dan sensitif. Penekanan yang terlalu besar pada evaluasi strategi bisa jadi mahal dan kontraproduktif. Semakin besar usaha manejer untuk mengevaluasi prilaku dari yang lain, semakin kecil kendali yang mereka miliki. Namun demikian, terlalu sedikit evaluasi atau tidak ada evaluasi sama sekali dapat menciptakan persoalan yang lebih buruk. Evaluasi strategi penting untuk memastikan bahwa tujuan yang tersurat dapat tercapai.
Richard Rumelt memberikan empat kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu strategi konsistensi, kesesuaian, kelayakan, dan keunggulan. Seperti tampilan tabel dibawah ini:




 












Sebagaimana dideskripsikan kesesuaian dan keunggulan terutama didasarkan pada penilaian eksternal perusahaan, sedangkan konsistensi dan kelayakan terutama didasarkan pada penilaian internal perusahaan.
Kriteria Rumelt Untuk Mengevaluasi Strategi
·         Konsistensi
Sebuah strategi tidak boleh menunjukkan tujuan dan kebijakan yang tidak konsisten.
Tiga pedoman yang menentukan apakah persoalan organisasi disebabkan oleh ketidak konsistenan dalam strategi :
1. Jika persoalan manajerial terus berlangsung meskipun ada perubahan personil dan jika persoalan tersebut lebih cenderung berbasis isi alih-alih berbasis orang, bisa disimpulkan bahwa telah terjadi ketidak konsistenan strategi.
2. Jika keberhasilan suatu departemen organisasi berarti, atau bisa diinterpretasikan, kegagalan departemen lain, strategi itu mungkin tidak konsisten.
3. Jika persoalan dan isu kebijakan terus didorong keatas untuk mendapatkan resolusi, stateginya bisa jadi tidak konsisten.
·         Kesesuaian
Kesesuaian mengacu pada pelunya penyususnan strategi untuk mencermati serangkaian tren (sets of trends), termasuk tren individual, dalam mengevaluasi strategi.
·         Kelayakan
Strategi tidak boleh menguras seluruh sumber daya yang tersedia atau menciptakan anak-anak persoalan yang tidak terpecahkan. Uji terakhir dari strategi adalah kelayakannya; itu berarti, bisakah strategi diusahakan dalam sumber daya fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya keuangan yang dimiliki suatu bisnis? Sumber day keuanagan suatu bisnis adalah yang termudah untuk mengantifikasi dan umumnya merupakan batasan pertama terhadap strategi yang dievaluasi.
Dalam mengevaluasi strategi, penting untuk mengamati apakah sebuah organisasi dimasa lalu telah menunjukkan bahwa ia mempunyai kemamapuan, kompetensi, ketrampilan, dan talenta yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu strategi tertentu.
·         Keunggulan
Sebuah strategi harus memfasilitasi upaya menciptakan dan/atau mempertahankan keunggulan kompetitif di bidang aktivitas tertentu. Keunggulan kompetitif biasanya merupakan hasil keunggulan dari salah satu bidang: (1) sumber daya, (2) ketrampilan, dan (3) posisi.
Karakteristik utama dari posisi yang baik adalah yang memungkinkan perusahaan mencapai keunggulan berbagai kebijakan yang tidak akan sama menguntungkannya bagi pesaing yang tidak memiliki posisi yang sama.
         
        Alasan-alasan lain mengapa evaluasi strategi lebih sulit saat ini meliputi tren-tren berikut :
1. meningkatkan kompleksitas lingkungan yang dramatis
2. semakin sulitnya untuk memprediksikan masa sepan secara akurat
3. bertambahnya jumlah variabel
4. cepatnya laju pengusangan bahan untuk rancangan yang paling bagus sekalipun
5. semakin banyaknya kejadiandi dalam negeri dan dunia yang mempengaruhi organisasi
6. berkurangnya rentang waktu untuk menjalankan perencanaan dengan derajat kepastian tertentu
Sebuah persoalan mendasar yang di hadapi para manajer dewasa ini adalah bagaimana secara efektif mengawasi karyawan dalan tuntutan organisasi modern akan fleksibel, inovasi, kreativitas, dan inisiatif dari karyawan yan lebih besar.
PROSES EVALUASI STRATEGI
Evaluasi strategi seharusnya merangasang sikap kritis terhadap ekspektasi dan asumsi yang ada, memicu pengkajian ulang atas tujuan dan nilai-nilai, serta merangsang kreativitas untuk menghasilkan alternatif dan merumuskan kriteria evaluasi.
Aktivitas evaluasi srategi harus dijalankan secara kontinu, alih-alih pada akhir suatu periode waktu atau hanya setelah persoalan muncul.Beberapa strategi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat diterapkan; akibatnya, hasil yang diharapkan mungkin tidak tampak cepat.
Strategi yang berhasil memadukan kesabaran dengan kesediaan untuk dengan cepat mengambil tindakan korektif bilamana dirasa perlu. Selalu ada waktu ketika tindakan korektif dibutuhkan dalam suatu organisasi.Ketika faktor-faktor keberhasilan utama berubah, para anggota organisasi perlu dilibatkan dalam menentukan tidakan korektif yang tepat.
KERANGKA KERJA EVALUASI STRATEGI
Perhatikan bahwa tindakan korektif hampir selalu diperlukan kecuali ketika :
1. faktor-faktor eksternal dan internalbtidak berubah secara signifikan dan
2. perusahaan berkembang secara memuaskan kearah pencapaian tujuan yang tersurat.
Seperti pada gambar :




 


















Mangkaji ulang landasan strategi
Mangkaji ulang landasan yang mendasari strategi sebuah organisasi (reviewing the underlying bases of an organisation’s strategyI) dapat dilakukan dengan mengembangkan revisi matrix EFE dan IFE. Revisi matrix IFE (revised IFE matrix) berfokus pada perubahan-perubahan dalam kekuatan atau kelemahan manajeman, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, litbang, dan sistem informasi manajemen organisasi. Revisi Matrix EFE (revised EFE matrix) mengindikasi seberapa efektif strategi suatu perusahaan merespon barbagai peluang dan ancaman utama.
Sacara eksternal, langkah pesaing, perubahan permintaan, perubahan teknologi, perubahan ekonomi, pergeseran demografis, dan tindakan pemerintah bisa menghambat pencapain objektif. Secara internal, strategi yang tidak efektif mungkin telah dipilih atau aktivitas penerapannya buruk.
Mengukur kinerja organisasi
Aktivitas ini mancakup pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya (aktual), penyelidikan terhadap penyimpangan terhadap rencana, evaluasi kinerja individual, dan pengamatan kemajuan yang telah dibuat kearah pencapaian tujuan yang tersurat. Kreteria untuk mengevaluasi strategi harus terukur dan mudah diverifikasi. Kriteria yang memprediksi hasil kiranya lebih penting dari pada yang menunjukkan apa yang telah terjadi. Kreteria kuantitatif yang lazim digunakan untuk mengevaluasi strategi adalah rasio keungan, yang digunakan para penyusun strategi untuk membuat tiga pembanding penting: (1) pembanding kinerja perusahaan dari waktu ke waktu, (2) pembanding kinerja perusahaan dengan kinerja pesaing, dan (3) pembanding kinerja perusahaan dengan rata-rata industri.
        Beberapa rasio keuangan penting yang sangat berguna sebgai kriteria evaluasi strategi adalah:
  1. Pengembalian atas investasi (return on investment- ROI)
  2. Pengmebalian atas ekuitas ( return on equity- ROE)
  3. Margin laba
  4. Pangsa pasar
  5. Utang terhadap ekuitas
  6. Laba per saham
  7. Pertumbuhan penjualan
  8. Pertumbuhan asset
Muncul beberapa persoalan potensial terkait dengan peggunaan kriteria kuantitatif dalam mengevaluasi strategi. Pertama, sebagian besar kriteria kuantitatif didayai oleh tujuan tahunan alih-alih tujuan jangka panjang. Kedua, metode akuntansi yang berbeda bisa memberikan hasil yang berbeda di banyak kriteria kuantitatif. Ketiga, penilaian intuitif hampir selalu ada di dalam penentuan kriteria kuantitatif.
Mengambil Tindakan Korektif
            Aktivitas evaluasi strategi yang terakhir, mengambil tindakan korektif (taking corrective actions), membutuhkan perubahan untuk secara menyeluruh memosisikan ulang perusahaan demi masa depan. Mengambil tindakan korektif bisa menimbulkan kekhawatiran karyawan dan manajer. Riset menunjukkan bahwa partisipasi dalam aktivitas evaluasi strategi adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi resistensi individualterhadap perubahan.
            Evaluasi strategi bisa mengarah pada perubahan perumusan strategi, perubahan penerapan strategi, perubahan baik dalam perumusan maupun penerapan strategi, atau tidak ada perubahan apapun. Tindakan korektif harus membawa organisasi ke posisi yang lebih baik untuk memanfaatkan kekuatan internal; mengambil keuntungan dari peluang eksternal utama; menghindar, mengurangi, atau menangkal ancaman eksternal; dan memperbaiki kelemahan internal. Tindakan korektif perlu memiliki horizon waktu yang sesuai dan jumlah resiko yang memadai.
BALANCED SCORECARD
            Balanced Scorecard adalah alat evaluasi strategi yang penting. Balanced Scorecard merupakan sebuah proses yang memungkinkan perusahaan mengevaluasi strategi dari empat perspektif: kinerja keuangan, pengetahuan konsumen, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
            Perusahaan mencermati enam isu utama dalam mengevaluasi strateginya: (1) Konsumen, (2) Manajer/Karyawan, (3) Operasi/Proses, (4) Komunitas/ Tanggung Jawab Sosial, (5) Etika Bisnis/ Lingkungan Hidup, dan (6) Keuangan.


SUMBER-SUMBER INFORMASI EVALUASI STRATEGI yang DIPUBLIKASIKAN
            Delapan atribut penting berfungsi sebagai kriteria evaluatifnya: manajemen manusia; keinovatifan; kualitas produk atau jasa; kesehatan keuangan; tanggung jawab social; penggunaan aset perusahaan; investasi jangka panjang; dan kualitas manajemen.
KARAKTERISTIK SISTEM EVALUASI yang EFEKTIF
            Evaluasi strategi harus memenuhi beberapa persyaratan utama agar efektif. Pertama, aktivitas evaluasi strategi harus ekonomis; terlalu banyak informasi bisa jadi sama buruknya dengan terlampau sedikit informasi; dan terlalu banyak pengendalian akan merugikan alih-alih menguntungkan. Kedua, Aktivitas-aktivitas evaluasi strategi harus bermakna; aktivitas tersebut harus secara khusus berkaitan dengan tujuan perusahaan. Ketiga, Aktivitas-aktivitas evaluasi strategi menyediakan informasi yang bermanfaat mengenai tugas yang perlu diawasi dan bisa dipengaruhi manajer. Keempat, Aktivitas evaluasi strategi harus menyediakan informasi yang tepat waktu; kadan dan bidang tertentu, manajer memerlukan informasi harian.
            Evaluasi strategi harus dirancang untuk menyediakan gambaran yang benar mengenai apa yang sedang terjadi. Proses evaluasi strategi tidak boleh mendominasi keputusan; proses evaluasi seharusnya membangun pemahaman bersama, kepercayaan, dan masuk akal. Evaluasi strategi harus sederhana, tidak perlu pelik, dan tidak perlu membatasi.
            Kunci sistem evaluasi strategi yang efektif kiranya terletak pada kemampuan untuk meyakinkan para peserta bahwa kegagalan untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu yang telah ditetapkan tidak serta-merta merefleksikan kinerja mereka.
Perencanaan Kontinjensi
            Pemikiran dasar manajemen strategis yang baik adalah bahwa perusahaan merencanakan cara untuk menangani peristiwa-peristiwa yang diinginkan dan tidak diinginkan sebelum peristiwa-peristiwa tersebut terjadi. Rencana-rencana kontinjensi (contingency plans) bisa didefinisikan sebagai rencana- rencana alternative yang dapat dijalankan jika peristiwa-peristiwa penting tertentu tidak terjadi seperti yang diharapkan. Rencana kontijensi dapat mempromosikan kemampuan penyusunan strategi untuk merespon secara cepat terhadap perubahan- perubahan penting dalam landasan internal dan eksternal dari strategi organisasi saat ini.
Tiga keuntungan besar : (1) Rencana kontijensi memungkinkan respons yang cepat terhadap perubahan, (2) Rencana kontijensi mencegah munculnya kepanikan pada situasi kritis, dan (3) Rencana kontijensi membuat manajer lebih bisa beradaptasi dengan mendorong mereka untuk mengapresiasi bagaimana variable masa depan berubah. Mereka menyatakan bahwa rencana kontijensi yang efektif melibatkan proses dengan tujuh langkah:
1)      Mengidentifikasi kejadian-kejadian yang menguntungkan maupun tidak diinginkan yang bisa menghambat pelaksanaan strategi.
2)      Menemukan titik-titik picu. Perhitungkan kapan kejadian-kejadian kontijensi kemungkinan besar terjadi.
3)      Menilai dampak dari setiap kejadian kontijensi. Perkirakan manfaat atau bahaya potensial dari setiap kejadian kontijensi.
4)      Mengembangkan rencana kontijensi. Pastikan bahwa rencana kontijensi sesuai dengan strategi saat ini dan masuk akal secara ekonomis.
5)      Menilai dampak negative dari setiap rencana kontijensi. Itu artinya, memperkirakan seberapa jauh setiap rencana kontijensi akan membiarkan begitu saja kejadian kontijensi yang terkait. Melakukan hal ini sama dengan menguantifikasi nilai potensial dari setiap rencana kontijensi.
6)      Melakukan sinyal-sinyal awal dari kejadian kontijensi penting. Lakukan pengawasan sinyal peringatan sejak dini.
7)      Untuk kejadian kontijensi dengan sinyal awal aygn bisa dipercaya, kembangkan rencana tindakan di awal untuk menarik keuntungan dari yang menjadi pertama.
Audit
            Alat yang sering kali digunakan dalam evaluasi strategi adalah audit. Audit (auditing) didefinisikan sebagai “proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan penilaian mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan derajat kesesuaian antara penilaian tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengguna yang tertarik.


Tantangan dalam manajemen strategis pada abad ke-21
            Tiga tantangan atau keputusan khusus yang dihadapi semua penyusun strategi dewasa ini adalah (1) memutuskan apakah proses tersebut harus dianggap lebih sebagai seni atau ilmu pengetahuan, (2) memutuskan apakah strategi perlu dibukakan bagi atau ditutup dari pemangku kepentingan, dan (3) memutuskan pakah prosesnya didalam perusahaan harus lebih dari atas-ke-bawah atau dari bawah-ke-atas.
Isu Seni atau Ilmu Pengetahuan
Agar manajemen strategis dilihat lebih sebgai ilmu pengetahuan daripada seni. Perspektif ini menyatakan bahwa perusahaan perlu secara sistematis menilai lingkungan eksternal dan internal mereka, melakukan riset, secara cermat mengevaluasi pro dan kontra dari berbagai alternative, melakukan analisis, dan kemudian memutuskan langkah tindakan tertentu untuk diambi.
Isu yang Tampak atau Tersembunyi

Beberapa alasan untuk terbuka penuh dalam proses strategi dan keputusan yang dihasilkannya adalah :
1.      Manajer, karyawan, dan pemangku kepentingan (stakeholder) yang lain dapat memberikan kontribusi bagi proses tersebut. Mereka sering memiliki gagasan yang sangat bagus. Kerahasiaan akan menyia-nyiakan gagasan-gagasan semacam itu.
2.      Investor, kreditor, dan para pemangku kepentingan lain memiliki dasar yang lebih besar untuk mendukung sebuah perusahaan bila mereka tahu apa yang dilakukan dan kemana perusahaan menuju.
3.      Visibilitas mendorong demokrasi, sementara kerahasiaan menghasilkan otokrasi. Kebanyakan perusahaan memilih demokrasi daripada otokrasi sebagai gaya manajemen.
4.      Partisipasi dan keterbukaan mendorong kesepahaman, komitmen, dan komunikasi di dalam perusahaan.
Alasan-alasan yang membuat beberapa perusahaan lebih memilih untuk menjalankan perencanaan strategis secara diam-diam dan merahasiakan strategi dari semua kecuali kalangan eksekutif puncak adalah:
1.      Penyebaran strategi perusahaan secara bebas bisa dengan mudah berubah menjadi intelijensi kompetitif bagi perusahaan pesaing yang kemudian dapat mengeksploitasinya.
2.      Kerahasiaan membatasi kritik, praduga, dan melihat kebelakang hal-hal yang sudah terjadi (hindsight).
3.      Partisipan dalam proses strategi yang terbuka menjadi lebih menarik bagi perusahaan pesaing yang mungkin lalu mencoba memikat dan merebut mereka.
4.      Kerahasiaan membatasi akses perusahaan pesaing untuk meniru atau menduplikasi strategi perusahaan
Pendekatan atas-ke-bawah atau bawah-ke-atas
            Para penganjur pendekatan atas-ke-bawah berpendapat bahwa eksekutif puncak adalah satu-satunya kelompok didalam perusahaan yang mempunyai pengalaman kolektif, kejelian, dan tanggung jawab matang untuk membuat keputusan-keputusan strategi penting. Sebaliknya, para penganut pendekatan bawah-ke-atas menyatakan bahwa manejer tingkat menengah dan bawah serta karyawan yang akan menerapkan strategi perlu secara aktif terlibat dalam proses perumusan strategi untuk memastikan dukungan da komitmen mereka.








KESIMPULAN
            Bab ini menyajikan sebuah kerangka kerja evaluasi yang dapat membantu pencapaian tujuan tahunan dan tujuan jangka panjang. Evaluasi strategi yang efektif memungkinkan sebuah organisasi untuk memanfaatkan kekuatan internal bagi perkembangannya, mengeksploitasi peluang eksternal bagi pertumbuhannya, menyadari dan mempertahankan diri dari ancaman, serta menangani berbagai kelemahan internal sebelum merekan menjadi sesuatu yang melumpuhkan.
            Para penyusun strategi di organisasi-organisasi yang berhasil meluangkan waktu untuk merumuskan, menerapkan, dan kemudian mengevaluasi strategi secara seksama dan sistematis. Penyusun strategi yang baik membawa organisasi mereka dengan tujuan dan arah yang jelas, terus-menerus mengevaluasi dan memperbaiki posisi strategis eksternal dan internal perusahaan. Evaluasi strategi memungkinkan sebuah organisasi untuk membentuk masa depannya sendiri alih-alih membiarkan dirinya terus-menerus dibentuk oleh kekuatan luar yang tidak memiliki kepentingan bagi kebaikan bisnis.

            Kunci sesungguhnya pada manajemen strategia yang efektif adalah penerimaan pemikiran bahwa proses perencanaan lebih penting daripada rencana yang tertulis, bahwa manajer terus-menerus membuat rencana dan tidak berhenti merencanakan ketika rencana tertulis selesai. Rencana tertulis hanyalah potongan potret dari momen ketika kesepakatan tercapai.jika manajer tidak terus-menerus membuat rencana (merencanakan, menilai, dan merevisinya) rencana tertulis bisa menjadi using begitu selesai dibuat. Keusangan ini makin bisa dipastikan seiring cepatnya laju perubahan membuat lingkungan bisnis makin tak pasti.